Berlatih Menulis

Tips buat kamu(cewe) yang baru putus cinta

Beberapa tips buat kamu-kamu yang abis di tinggal pacar (terutama cewe…secara saya cewe gitu loh…ehhh benar ngga sich penempatan kata SECARA dalam kalimat ini???? saya bukan anak gaul tapi berusaha memakai bahasa gaul sebisa saya)
Tips ini ada sebagian yang pengalaman pribadi, ada yang survey dari beberapa teman, dan BUKAN mengintip website-website yang pernah membuat artikel yang sama(suer deh!! suer=swear)

1. Jangan mengingat kebaikannya.
Semua orang kayaknya ngga ada yang 100% perfect deh. Pasti sekali atau dua kali pernah berbuat salah sama kita. Ya itu, jangan mengingat betapa sayangnya dia sama kamu, tapi ingat-ingat aja kejahatannya sama kamu.

2. Hapus semua nomor tlp, hp, alamat email dan alamat rumahnya sekalian kalau perlu.
Kalau memang dia udah ninggalin kamu, buat apa kamu simpan semua kenangan tentang dia. Apa nggak lebih baik jika kamu melupakan dia dan mencoba start new life(kecuali masih ada harapan untuk balik lagi ciieeee…..)
I’m a big big girl…in a big big world…is not a big big thing if you leave me…… nahhh ingat lagu ini kan???? Tapi jangan di terusin!!!!!!!! Terus nya sich kurang lebih ….but i do do feel, that i do do will miss u much….(yang ini mah ga usah di hapalin)

3. Jangan mengunjungi website dia, social networking dia, atau any website yang berhubungan dengan dia
Nahhh… misalnya mantan kita punya friendster atau myspace atau facebook, cewe-cewe tuh suka ngintip kesana kemari berusaha mencari beritanya, ehh jangan-jangan dia udah punya gebetan baru ….DAN biasanya si cowo akan sengaja godain cewe lain atau bahkan menyuruh temannya untuk nulis comment-comment genit gitu. Bikin dongkol kannnn………

4. Mencari kesibukan baru
Daripada tiap hari bengong, nungguin kabar dia, mikirin dia….lebih baik kamu menyibukkan diri. Misalnya belajar tentang hal-hal baru, socializing, menjadi volunteer(…..ini pengalaman pribadi), shopping (great idea buat kamu-kamu yang berkantong tebal), bertanam bunga (lebih asyik nih seandainya punya kebun dan ngga takut tangan kotor), atau belajar menulis seperti yang saya lakukan sekarang ini. Tapi bukan berarti saya sedang putus cinta ya…..

5. Be bold and be strong
Ini yang paling penting, kebanyakan cewe itu lemah, sensitif(dulu saya juga hehee….) suka mikir yang negatif jika di tinggal pacar. Semua orang punya keinginan dan pikiran yang ngga sama. Maka dari itu, take it easy aja, dia ninggalin kamu mungkin bukan karena kamu jelek, kamu sibuk, kamu jahat, tapi mungkin memang dia menginginkan something new aja. Cowo itu memang sense of hunting nya lebih besar di banding cewe (ini cuma menurut saya sich, belum tentu juga kalian setuju 😛 )

6. Selalu ingat kalau jodoh itu ada di tangan sang Pencipta
Hahaaa….siapa yang belom pernah dengar kata-kata ini angkat tangan!!!!

Jika ada yang mau nambah, silahkan……

7. Nih satu lagi tambahan dari Si Cantik
Dandan cantik perbaiki penampilan kalau perlu ganti model rambut trus hang out ma temen temen jangan menyendiri..

Kaya kata ST 12
Ayam soriii ku tak akan lop yu lagiiiiiii…ahakhakhakhak

Ada tambahan lagi ngga???

December 16, 2008 Posted by | Uncategorized | 10 Comments

Eriko

Sudah hampir 1 tahun aku dipindah ke Vancouver – Canada oleh kantor tempatku bekerja. Mengajukan ijin cuti 2 kali di tolak melulu oleh atasan, dengan alasan waktunya belum tepat. Aku rindu dengan keluarga dan teman-teman di tanah air dan juga Eriko, gebetan baruku (hahaa…gebetan itu kata teman-teman sich bahasa gaulnya “pacar”), lagi ingin gaul dikit nih.
Kita baru resmi pacaran sekitar 4 bulan sebelum aku di pindah ke Vancouver. Aku rindu dengan tatapan matanya yang mesra, wajahnya yang cakep, sopan dan berwibawa, ingin memeluknya dan bermanja-manja dengannya.

“Aku udah kenyang lihat kamu makan” katanya sambil bengong melototin aku yang lagi makan di depannya, sehari sebelum keberangkatanku.
“Ya udah kamu ngga usah makan deh, biar aku aja yang makan” jawabku bercanda sambil mengambil makanan yang ada di depannya.
“Iya sayang kamu makan semua ya, aku juga lagi malas makan”
“Uhhh…tuh kan …tuh kannnnn” jawabku sambil cemberut.
“Heheee….kamu abisin dulu ntar aku order lagi ya” jawabnya tersenyum.
Yaelahh….emangnya perutku perut karet apa.

Selama ini hubungan kita hanyalah melalui skype, email dan telepon.

“Sha, 2 bulan lagi kita akan mengadakan tour ke Canada loh” katanya waktu itu dengan nada gembira.
“Woww….asikk donk” sahutku tak kalah gembiranya
“Ehmmm….tentu asik kalau destination tour nya ngga di ganti”
“Ya jangan donk” jawabku bernada sedikit memohon
“Bukan aku yang menentukannya sayang” katanya
“Yahhh….semoga aja jadi ke Canada” jawabku agak kehilangan semangat.

Aku berharap dan terus berharap semoga tour mereka benar-benar ke Canada. Minggu berikutnya, aku menerima email dari dia yang isinya,
“Sha, tournya di ganti ke Jepang sayang, sekarang kan lagi krisis banyak orang yang mengeluh soal keuangan, jadi kita putuskan tour ke asia saja. Kamu di sana baik-baik ya, sebentar lagi kan Christmas, siapa tau aja kamu bisa dapat libur”

Love,
Eriko.

Seharian lemas setelah membaca email dari dia. Ya memang, dia sedang menghadapi masalah keuangan yang sangat besar di kantornya.
Beberapa waktu lalu dia cerita income semakin menurun dan sudah beberapa bulan terakhir dia mengeluarkan dana pribadi untuk membayar gaji para staffnya.
Dan sepertinya keadaanya lebih parah dari apa yang dia ceritakan kepadaku.
Nana, sekretaris dia yang juga teman baruku pernah cerita kepadaku, kalau dia mulai sering sakit dan murung. Aku coba terus memberi semangat dan meyakinkan keadaan akan pulih secepatnya. Apa yang dia miliki saat ini, di bangunnya mulai dari nol, bukanlah pemberian orang tua atau saudara.

“Terima kasih sayang, kamu masih mendukung aku walau aku dalam keadaan sangat down seperti ini, aku ngga tau bagaimana hidupku seandainya ngga ada kamu, mungkin udah jatuh dari kemarin-kemarin”
“Tuhan ngga akan memberikan cobaan yang di luar kemampuan umatnya, sabar ya sayang” jawabku meyakinkan dia.
“Apa kamu ngga malu seandainya nanti punya suami miskin yang ngga punya apa-apa” katanya dengan nada agak sedih.
“Aahhh…kok mulai pesimis gini??? mana semangat yang kemarin-kemarin itu” jawabku manja.
“Ok…ok…ya udah aku nyanyi aja ya biar ngga sedih”
“Nahhh gitu donk, that’s my boy” jawabku senang.
Lalu dia mulai menyanyi, ahhh….lagu ini lagi, hampir setiap hari dia menyanyikan lagu ini buat aku di telepon.

Embun di pagi buta….
menebarkan bau asa
detik demi detik ku hitung
inikah saat ku pergi

……………………………..

……………………………

…………………………..

…………………………………..

Senandungku hanya untuk cinta
tirakatku hanya untuk engkau
tiada dusta sumpah ku cinta
sampai ku menutup mata

Cintaku sampai ku menutup mata……

“Cintaku buat kamu benar-benar sampai aku menutup mata” katanya pelan.
“Apaan sichhhh….aku ngga mau lagi dengar kamu nyanyi lagu cengeng ini, aku mau kamu nyanyi Hollaback Girl lain kali” jawabku keras
Diapun tertawa geli. Senang rasanya mendengar suara tawanya yang sudah lama tak terdengar.
“Ya udah kamu bobo ya udah malam banget disana, biar besok bisa bangun pagi dan segar”
“Iya deh kamu jangan telat makan ya, aku sayang kamu”
“Aku lebih sayang kamu, good night, sweet dream my love” katanya mengakhiri pembicaraan.
Aku merasa menjadi orang yang paling bahagia di dunia, karena memilikinya.

Memasuki bulan Oktober, cuaca mulai berubah, belum begitu dingin tapi karena aku belum begitu terbiasa aku sering merasa kedinginan dan kecapekan.
Pekerjaan di kantorpun mulai menumpuk, karena akhir tahun. Aku sering sibuk, tak sempat membuka email dan membalas surat-suratnya. Kadang-kadang sampai rumah langsung jatuh ketiduran.
Dia-pun semakin jarang menulis email kepadaku, aku masih sempatkan diri untuk meneleponnya dan meyakinkan kalau dia baik-baik saja. Dia selalu terdengar gembira setiap menjawab telepon dariku, masih memanggilku Shasa sayang, 100% masih seperti yang dulu.

“Sha, dadaku sakit sayang….udah 2 hari ini, mungkin kebanyakan rokok ya” katanya di telepon terakhir kali kita bicara.
“Coba periksa ke dokter sayang, kurangi rokok” jawabku dengan nada khawatir.
Memang dia perokok berat, udah berkali-kali aku menasehatinya untuk berhenti merokok, jawabannya selalu sama
“Aku udah kurangi kok, ngga bisa donk kalau langsung berhenti total”
Dulu sebelum kita pacaran, setiap aku bicara tentang rokok dia akan bilang
“Kalau aku udah jadi pacar kamu, pasti quit rokok deh”

Lama kelamaan aku hanya menerima email darinya 1 kali dalam 1 atau 2 minggu. Sengaja aku membiarkannya karena aku pikir mungkin akhir tahun dia juga sibuk, sama sepertiku. Terakhir kali, aku menerima email darinya hampir sebulan yang lalu. Balasanku udah 3-4 kali, tapi satupun tak ada jawaban masuk.
Aku sedih, apakah dia sudah punya pacar baru? sampai-sampai tak sempat membalas suratku.
Aku coba mengubunginya, selalu dia tidak ada di kantor, HP 2-2nya mati semua. SMS pun tak pernah ada yang masuk.
Aku sedih dan menghibur diri, ahh… pasti dia lagi sibuk dengan urusan kantor, semua orang kalau akhir tahun kan sibuk, lagian sebentar lagi aku juga pulang dan kita pasti bisa bertemu.

Bangun jam 11 lebih hari ini, tak ada rencana kemana-mana, tak ada teman yang datang, Derrick yang agak-agak mirip Brad Pitt (kalau di lihat dari puncak Monas hahaa… ngga ding, beneran dia cakep)dan pacarnya yang rajin datang-pun kelihatannya kapok setelah kejadian minggu kemarin.
“For the heaven’s sake, why did u keep this FART FRUIT at home?”tanya dia kepadaku waktu itu.
“Fart fruit???” jawabku kaget sambil tertawa, mana ada buah yang namanya fart fruit?
Lalu dia menunjuk buah durian itu, dia bilang “this fruit smells like FART” wuahhahahaaaaa ngakak aku dibuatnya.
Dia membuka kulkas ingin mengambil soft drink, lalu di dalam kulkas ada buah durian yang aku beli dari supermarket malam sebelumnya. Aku ngga tau kalau dia takut dengan bau buah durian, buatku bau durian heavenly tapi buat dia baunya seperti kentut!!!

Membuka laptop sambil memandangi slide show foto-foto kecil yang ada di screen, foto bersama Eriko dan juga teman-teman lain, sebelum aku berangkat kesini.
Aku ingin menulis surat buat adikku yang imut dan bandel, ingin bicara banyak dengannya dan juga dengan Mimi. Mimi adalah panggilan sayangku buat mama, ya dari kecil aku memanggilnya Mimi.

Tiba-tiba terdengar nada dering dari Skype, ohhh Joan sahabat lamaku di Indonesia.
“Sha, kemana aja kamu” kata Joan dari seberang sana.
“Aku sibuk Jo biasa tutup tahun, apa kabar kamu dan semua teman-teman?” tanyaku
“Yahh begini-begini aja, tapi semua sehat-sehat aja kok”
“Thanks God” jawabku
“Sha, kamu kok keliatan biasa-biasa aja ngga sedih sama sekali”
“Kenapa harus sedih, aku cuma kangen sama kalian, sama Eriko dan sama keluarga”
“Eriko???” tanya Joan dengan nada kaget
“Hu-uh, Eriko gebetan aku yang cakep itu tuh”
“Sha, kamu pura-pura ya atau kamu gila”
“Kamu tuh yang gila, enak aja ngatain orang gila” jawabku sekenanya
“Ya ampunnnn Eriko kan udah meninggal Sha, 2 minggu yang lalu”
“Whatttttttttttt” jantungku serasa berhenti berdetak mendengar kalimat itu. Air mataku mengalir deras tak terbendung
“Iya dia koma 2 minggu lebih, paru-parunya bermasalah kata si Nana, aku juga ngga begitu jelas tentang sakitnya dia meninggal di rumah sakit, di Jakarta”
Aku menangis sekeras-kerasnya, sampai tetangga sebelah ketakutan, mengetuk pintu dan bilang
“Should i call police?” aku cuma bilang “I’m alright”.
Aku telepon semua keluarga di rumah yang ngga begitu tahu tentang Eriko, Tuhannn….aku ngga tau nomor telepon rumah dia, selama ini aku hanya menelepon ke kantor dan HPnya.
Aku bingung, ingin berangkat ke Indonesia saat itu juga.
“Sha…kamu baik-baik aja?” Joan masih melanjutkan percakapan
“Aku harus berbuat apa Jo? pulang sekarang juga? tolong kasih tau apa yang harus aku lakukan?” pintaku hopeless
“Sorry Sha, aku pikir kamu udah tau kabar ini makanya tadi aku tanya kok kamu ngga sedih?”
Air mataku masih mengalir deras, tangan dan bajuku basah.
“Kenapa dia ngga kasih kabar kalau dia sakit Jo, kenapa dia sejahat itu”
“Sha…”
“Kenapa dia tidak membiarkan aku melihatnya, menemaninya, memegang tangannya, at least buat yang terakhir kali” ratapku sambil terisak.
“Sha, dia terlalu sayang kamu, dia ngga mau kamu sedih dan menangis melihat keadaannya yang kritis begitu” kata Joan meyakinkanku
“Aku cinta dia Jo, sekarang dia pergi meninggalkan aku, ngga mungkin aku bisa bertemu dengannya lagi, aku ingin bertemu dia Jo” kataku sambil tersedu-sedu
“Sha…don’t be foolish okay??? berpikir yang panjang….dia sayang kamu, dia mau kamu bahagia”
“Aku sedih Jo, kamu pikir aku bahagia mendengar kematiannya?”
“Aku tau, kamu pasti sedih…Sha..please ya, sabar dan berdoa buat dia”
Percakapan kita berlanjut hampir 3 jam. Joan menasehatiku supaya aku kuat, sabar dan berdoa buat Eriko.
“Dia ngga akan tenang disana, jika kamu seperti ini, dia bahagia di sisi Tuhan, kenapa kamu harus menangisinya” katanya menghibur

Setelah Joan pamit keluar, aku membuka foto-fotoku bersama Eriko, saat-saat bahagia, tertawa bersama. Air mataku mengalir sepanjang hari sampai mataku bengkak, merah dan sakit.
Aku merenung, berpikir apa yang harus aku lakukan bicara dengan diriku sendiri, seolah-olah Eriko sedang berada di depanku. Aku katakan betapa aku mencintainya, betapa besar sayangku kepadanya dan juga permintaan maafku karena tidak bisa menemaninya di saat dia membutuhkanku.
Aku putuskan untuk menghadiri misa sore di gereja terdekat. Dengan memakai kacamata hitam dan menunduk sepanjang jalan sambil sekali-sekali mengelap air mata yang tak bisa berhenti mengalir. Semakin sedih mendengar lagu-lagu rohani yang penuh kasih, aku ingin Eriko berada di sisiku saat itu.
Setelah misa selesai, aku beranikan diri menemui pendeta yang sudah setengah baya itu, dia seorang Chinese Indonesia juga.
Aku ceritakan semua masalahku, aku tumpahkan semua kesedihanku kepadanya.

“Menangislah nak, karena menangis itu sangat therapeutic untuk orang yang berada didalam kondisi seperti kamu saat ini”
“Dan berdoalah, karena Tuhan maha pengasih, Dia akan memberimu apa yang kamu pinta”
Banyak lagi kata-katanya yang membuatku semakin kuat untuk menghentikan air mata.
Dan seperti kata-kata Joan,
“Tak ada orang yang menderita ketika berada di sisi Tuhan. Dia berada dialam yang penuh dengan kesempurnaan dan kebahagiaan”
“Sekarang berhentilah menangis dan berdoalah untuknya”
Aku masih diam sambil terisak, lalu pamit pulang kembali ke apartemen.

Aku duduk di depan laptop, masih sambil memandang foto-foto bersama Eriko, lalu menulis surat ke general manager, minta cuti lebih awal dan juga tak lupa menyisipkan sedikit “ancaman” lebih baik resign daripada permintaan cuti awalku di tolak.

____

Perjalanan ke Indonesia yang hampir sehari semalam itu berasa setahun. Doaku buat Eriko tak pernah berhenti sepanjang jalan.
“Sha…kapan pulang?” Joan kaget ketika membuka pintu, aku langsung menuju ke rumah Joan bukan ke rumah mamaku.
“Jo….” tangisku meledak lagi di pangkuan Joan, dia hanya menepuk-nepuk bahuku sambil berkata “Sha…sabar”
“Aku cinta dia Jo, tapi dia telah pergi…” ratapku
“I know” jawabnya singkat, mungkin kehabisan kata-kata, nggak tahu harus berkata apalagi.

___

“Dia pernah titip salam ke ibu, untuk orang yang bernama Shasa nak” kata ibu Eriko sambil mengusap air mata yang mengalir dari sudut matanya yang mulai keriput, ketika aku dan Joan mengunjunginya sore itu.

Dia membawaku ke kamar Eriko, ada foto kita berdua di sebelah ranjang yang tertata rapi. Aku raih foto itu, ada tulisan “cintaku sampai menutup mata” di belakangnya.
Tangiskupun meledak lagi, aku lemas, cape, aku ngga ingin menangis, tapi aku sedih dan ngga tau harus berbuat apa selain menangis.
Aku bersimpuh di depan kuburnya masih dengan air mata yang berderai, memandang sebuah foto kecil yang terpasang di batu nisan berwarna putih dengan tulisan

Eriko K
1770-1803

Dia meninggal di usia yang sangat muda.

………….

In loving memory of SDW, may your soul rest in peace.
This story based on 20% true story.

July 15, 2007 Posted by | semi fiksi | , , | 3 Comments